Deskriminasi !!!
Sebuah FaktaKetika Deskriminasi dan Ketidakadilan Terpampang di depan Mata kita
Namun Korbannya bukan kita sendiri, atau
Terlebih jika kita adalah bagian dari pihak yang diuntungkan dari proses deskriminasi tersebut.
Maka sebuah Fakta pula bahwa...
Kita kemudian berpura-pura tak pernah menyaksikan apapun
Kita hanya sanggup menatap nanar lalu mendesah Kasihan pada para korbannya
Namun tetap saja tak bertindak sesuatu pun jua...
bahkan ada sebagian kita yang justru mencibir pada mereka, para korbannya...
lalu melabelinya dengan label "Sok Sial, Sok Perasa, Sok Sensitif, Sok Pemberontak, Sok Berbeda, Sok Berani Melawan Arus, Sok Dizalimi, dan Sok2 yang lain"
Tiba-tiba Ketajaman Nurani kita menjadi Tumpul Seketika
Mata Bathin kita menjadi Buta seketika
Tak mampu melihat Hal Besar dibalik Hal Kecil yang kasat mata
Deskriminasi...
Sebuah kata yang memiliki banyak bentuk dan varian serta gradasinya
atas nama Gender, Ras, Agama, Suku, Bangsa, Keyakinan, Kelompok, Golongan, Kekayaan, Usia, Derajat Sosial, Jabatan, Senioritas, Gank.....
ada yang tersurat dalam tulisan
ada yang terucap dalam lidah berbentuk balutan kata-kata, bahkan dalam ucapan lirih nan halus bahasanya
ada pula yang terang-terangan dalam bentuk AKSI tindakan yang sangat Ofensif
sampai merenggut ribuan jiwa
dan lebih banyak lagi yang tersembunyi dalam hati sebagai potensi
seperti magma gunung berapi yang tak pernah kita tahu gejolaknya
Kucoba untuk melihatnya dari kacamata yang berbaik sangka
Ah...Mungkin bercanda, hanya senda gurau belaka
Ah...Mungkin ada beberapa kata lain yg belum terucap sebagai penjelasan
Ah...Mungkin suasana hati dan perasaanku yang berlebihan menanggapinya
Namun sekarang
nyatalah sudah......
Tak ada yang harus ditutupi lagi
Tersibak sudah rahasia hati
Deskriminasi Memang Benar2 Terjadi
Dia Eksis dalam arti yang sesungguhnya
Menjadi hantu yang tak pernah mati
Sampai kapan harus seperti ini ?!!
Kau mungkin takkan mengerti jalan fikiranku, dan kau mungkin takkan memahami keinginanku.
Ingin aku ungkapkan semua perasaan yang berkecamuk didadaku.
Ingin aku curahkan segala gelisah yang mengganggu fikiranku.
Namun kau tak mau tau.
Lalu, pada siapa semua ini dapat aku sampaikan?
Sampai di suatu titik aku merasa jenuh, aku ingin berhenti sejenak.
Sekedar ingin menyegarkan fikiranku.
Namun kau tak mau tau.
Lalu, aku bertanya pada diri sendiri,
"Sampai kapan semua akan seperti ini?"
Buat apa meratapi nasib....
Jangan bersedih, karena tidak akan mengubah keadaan. Biarkan waktu berlalu dibelakangmu, sambutlah hari yang baru dihadapanmu. Apakah hari ini akan menjadi indah atau tidak, tergantung dari dirimu, keputusan ada ditanganmu.
Jangan pernah bersedih, karena Tuhan selalu berada disamping kita semua. Cintanya tak terbatas ruang dan waktu. Sukurilah segala nikmat yang telah Ia berikan.
Jangan bersedih karena hari kemarin, hari kemarin telah berlalu. Sambut dan tataplah hari ini dengan penuh senyuman. Buat hari ini lebih baik dari hari kemarin, agar tiada penyesalan esok hari. Penyesalan diperbolehkan hanya untuk mengingatkan kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Jalanilah hari ini dengan hati yang riang, bersih, tulus dan ikhlas. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, suatu saat kita akan menyadarinya.
Jangan bersedih karena hari kemarin telah berlalu dengan segala isinya dan hari esok belumlah tentu adanya untuk kita. Yang pasti adalah hari ini. Jangan sia-siakan kesempatan untuk berbuat baik, karena kita akan menyesal saat kita tak lagi ada kesempatan untuk melakukannya. Lakukanlah tugas kita dengan sebaik-baiknya hingga hati menjadi puas. Dan jangan takut akan hari esok. Karena kita belum tahu apakah kita akan sampai padanya atau tidak.