TEMAN BELUM TENTU JADI SAHABAT
langkah senangnya jika kita mempunyai teman yang setia di segala keadaan, baik di saat suka maupun di saat duka. Alangkah senangnya jika kita dapat berbagi apa yang kita rasakan. Alangkah senangnya jika ada orang yang mengerti kita. Dan itulah gunanya seorang teman.
Sebelumnya marilah kita merenung sejenak. Kita menginginkan mempunyai teman yang setia, yang dapat berbagi dengan kita, yang mengerti kita… Namun pertanyaannya, apakah kita sudah menjadi seperti itu?
Apakah kita sudah menjadi teman yang setia di segala keadaan? Sudahkah kita memberikan yang terbaik untuk teman kita? Maukah kita mengerti teman-teman kita?
Mari kita renungkan. Siapa yang akan memulai semua itu kalau bukan kita? Orang lainkah? Haruskah kita menunggu orang itu, jika kita dapat melakukannya?
Ingin mempunyai teman yang setia? Jadilah teman yang setia terlebih dahulu bagi teman anda. Ingin mempunyai teman yang mengerti anda? Jadilah teman yang mengerti mereka terlebih dahulu.
Jika dapat kita lakukan hari ini, lalu mengapa harus besok? Seorang teman sejati sulit dicari. Maka jadilah teman sejati bagi temanmu, maka kamu akan menemukan teman sejati itu.
Seorang teman sejati takkan lenyap karena waktu, takkan lenyap karena jarak, takkan lenyap walau kita berubah. Teman sejati selalu setia dan melakukan semua untuk kebaikan kita. Alangkah senangnya mempunyai teman seperti itu.
Apakah kita hanya mau menerima itu? Lantas siapa yang memberi jika semua orang berpikir seperti itu? Alangkah baiknya dan sudah seharusnya bagi kita untuk memberi.
Mungkin kita terpisah oleh ribuan mil lautan. Apa yang dapat kita lakukan bagi teman kita? Berdoalah bagi mereka.
Jadilah seorang teman sejati, maka kamu akan mendapatkan teman sejatimu.
Gelap mata keruh hati menjadikan kebencian
Kecam diriku penuh dengan makian, cacian!
Seakan diri ini tertampar, terhempas lepas..
Darah Hitam,Pekat..Kebencian!
Beban akalku suram buram, tertekan..
Remukan hasratku, taklukan keras jiwaku..
Kau maki aku..
Darah Hitam Kebencian..Penuhi nafsuku
Darah Hitam Kebencian..Pekat,
Pekatkan Hitamku..
Resapi diriku yang kau anggap bencana, selami hidupku
yang kau pandang suram, jangan pernah kau lihat aku
sampah
akan kutunjukan tajam taringku..
Pekat!
Seakan diri ini tertampar, terhempas lepas..
Darah Hitam,Pekat..Kebencian!
Beban akalku suram buram, tertekan..
Remukan hasratku, taklukan keras jiwaku..
Kau maki aku..
Darah Hitam Kebencian..Penuhi nafsuku
Darah Hitam Kebencian..Pekat,
Pekatkan Hitamku..
Resapi diriku yang kau anggap bencana, selami hidupku
yang kau pandang suram, jangan pernah kau lihat aku
sampah
akan kutunjukan tajam taringku..
Pekat!
Satu langkah ke depan dan tetap lurus panggil aku keras kepala dan bodoh lelah hanya fisik mental semata tetap lurus karena ada harapan..
Kau halangi aku dalam berjalan jatuhkanku Bila memang kau mampu Racun aku dengan petuah kosongmu
Racun aku dengan cara hidupmu..
Aku tak akan pernah beranjak Aku tak akan berubah
Aku tak akan mau dewasa, Bila dewasa sepertimu aku tak mau
Aku tak akan pernah beranjak Aku akan tetap berdiri
Aku akan tatap bertahan Walau halangan selalu tetap membayang..
Satu langkah besar tetap ke depan Tetap lurus karena ada harapan Lelah hanya fisik mental semata Tetap laju terbuka dan terpola Coba halangi, coba jatuhkan
percuma karena aku bertahan dewasa aku tak akan berubah
Ini aku, ku atur jalan hidupku..
Kau halangi aku dalam berjalan jatuhkanku Bila memang kau mampu Racun aku dengan petuah kosongmu
Racun aku dengan cara hidupmu..
Aku tak akan pernah beranjak Aku tak akan berubah
Aku tak akan mau dewasa, Bila dewasa sepertimu aku tak mau
Aku tak akan pernah beranjak Aku akan tetap berdiri
Aku akan tatap bertahan Walau halangan selalu tetap membayang..
Satu langkah besar tetap ke depan Tetap lurus karena ada harapan Lelah hanya fisik mental semata Tetap laju terbuka dan terpola Coba halangi, coba jatuhkan
percuma karena aku bertahan dewasa aku tak akan berubah
Ini aku, ku atur jalan hidupku..
Inspired by
http://www.burgerkillofficial.com/mainsite/bk-media.php